Sabtu, 28 Januari 2012

Memahami Orang Lain

Memahami Orang Lain

 Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan orang lain adalah hal terpenting dalam kecerdasan emosi. Hal ini bisa disebut dengan empati. Empati juga berarti melihat dunia dari mata orang lain. Dengan demikian, anda juga dapat membaca dan memahami emosi-emosi pada orang lain.
 
Memahami perasaan orang lain tidak harus mendikte tindakan anda. Menjadi pendengar yang baik-baik berarti harus setuju dengan apapun yang anda dengar. Keuntungan dari memahami orang lain adalah anda mempunyai lebih banyak pilihan tentang cara bersikap, serta memiliki peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Memotivasi Diri


Memotivasi Diri
            Seseorang yang terampil memotivasi diri cenderung sangat produktif dan efektif dalam hal apapun yang ia hadapi. Ada cara banyak untuk memotivasi diri sendiri, yakni banyak membaca buku atau artikel-artikel positif Self talk, tetap fokus pada impian-impian, evaluasi diri, dan lain segalanya.

Mengelola Suasana Hati

Mengelola Suasana Hati
Mengelola suasana hati merupakan kemampuan emosional yang meliputi kecakapan untuk tetap tenang dalam suasana apapun, menghilangkan yang timbul, serta mengatasi kesedihan ataupun berdamai dengan segala sesuatu yang menjengkelkan. Seseorang yang cerdas secara emosi tidak berada di bawah kekuasaan emosi. Ia cepat kembali bersemangat dalam berbagai situasi yang menghadangnya, dan ia tau cara menenangkan diri.
Mengelola suasana hati bukan berarti menekan perasaan. Salah satu ekspresi emosi yang bisa timbul pada setiap orang adalah marah. Menurut Aristoteles marah itu sangatlah mudah. Tetapi marah pada orang yang tepat, tingkat yang tepat, serta pada waktu tepat, tujuan, dan cara yang tepat, hanya bisa dilakukan oleh orang yang cerdas secara emosi.
Semua itu merupakan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi-emosi pada diri sendiri yang harus dimiliki oeleh orang-orang yang dikatakan cerdas secara emosi.

Mengendalikan Dorongan Hati

Mengendalikan Dorongan Hati
Mengendalikan dorongan hati merupakan karakteristik emosi untuk menunda kesenangan sesaat demi mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini sering disebut “mengendalikan  diri” seseorang yang cerdas kerena emosi tidak memakai prinsip harus memiliki segalanya saat itu juga. Mengendalikan dororngan hati merupakan salah satu seni bersabar dan menukar rasa sakit atau kesulitan saat ini dengan kesenangan yang jauh lebih besar dimasa yang akan datang. Kecerdasan emosi penuh dengan perhitungan.

Kamis, 26 Januari 2012

Mengatasi Stres


 Mengatasi Stres
Stres adalah tekanan yang timbul akibat beban hidup. Stres dapat dialami oleh siapa pun. Toleransi terhadap stres merupakan kemampuan untuk bertahan terhadap peristiwa-peristiwa buruk dan situasi penuh tekanan tanpa menjadi hancur. Dengan demikian anda mesti mengelola stres secara positif, lalu mengubahnya menjadi pengaruh yang baik bagi anda.
Seorang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi kesulitan hidup dengan kepala tegak, tegar, dan tidak hanyut oleh emosi yang kuat. Ia cenderung menghadapi suatu hal, bukannya lari dan menghindar. Ia dapat mengelak dari pukulan sehingga tidak hancur dan tetap terkendali. Boleh jadi, sesekali ia terjatuh, namun tidak pernah terpuruk sehingga ia bisa kembali berdiri tegak.

Kecerdasan Emosional (EQ)


Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional digambarkan sebagai kemampuan untuk memahami suatu kondisi perasaan seseorang, baik terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Kecerdasan emosional atau emotional quotation (EQ) meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran, serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikannya.

Kecerdasan tersebut mulai tren pada akhir abad ke-20. Kecerdasan ini berada pada otak belakang manusia. Kecerdasan itu memang tidak mempunyai ukuran pasti seperti IQ, namun anda bisa merasakan kualitas keberadaannya dalam diri anda. Oleh karena itu, EQ lebih tepat diukur dengan feeling.
Ada lima unsur yang dapat membangun kecerdasan emosi
1.      Memahami emosi-emosi pada diri sendiri
2.      Mampu mengelola –emosi-emosi pada diri sendiri
3.      Memotivasi pada diri sendiri
4.      Bisa memahami emosi-emosi pada diri-sendiri
5.      Dapat membina hubungan sosial yang baik

Kecerdasan Intelektual (IQ)


Kecerdasan Intelektual (IQ)
Kecerdasan intelektual ialah kemampuan seseorang unntuk mengolah dan berfikir kognitif. Kecerdasan ini merupakan sebuah kecerdasan yang memberikan kemampuan untuk berhitung, berabalogi, berimajinasi, serta memiliki daya kreasi dan inovasi. Atau yang lebih tepatnya yang diungkapkan oleh para pakar psikologi dengan istilah “What I Think”
Kecerdasan tersebut terletak di otak bagian cortex (kulit otak). Kecerdasan ini ditemukan sekitar tahun 1912 oleh Wiliam Stern. IQ adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental. Unsur-unsur yang terdapat dalam IQ antara lain kecerdasan numeris, pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran induktif, penalaran induktif, visualisasi ruang, dan ingatan
Menurut David Wechsler, staff IQ—EQ intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkunganya secara efektif. Kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan dalam menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta.

Meningkatkan Kecerdasan


 Meningkatkan Kecerdasan Kecerdasan istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, sperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
Kecerdasan berkaitan erat dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh seseorang. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa berupa kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, maupun kebijakan. Namun, beberapa psikologi tidak memasukan hal-hal tersebutke dalam kerangka definisi kecerdasan. 
Stenberg dan Slater mendefinisikan bahwa kecerdasan ialah tindakan ataupun pemikiran yang bertujuan dan adaptif. Dan jika dispesifikasikan , kecerdasan manusia meliputi pemahaman dan kemampuan verbal, kemampuan dalam angka dan hitung, kemampuan visual, daya ingat, penalaran, serta kecepatan perseptual.
Dalam praktek yang lebih luas, sebuah sumber menyebutkan bahwa kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkatan. Pertama. Kecerdasan sebagai suatu kemampuan dalam memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kedua. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi, sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solvved). Dengan demikian pengetahuan pun semakin bertambah.
Sejauh ini kecerdasan manusia tidak tumbuh begitu saja, tetapi memiliki berbagai hal yang mempengaruhinya. Dan, diantara faktor yang mempengarauhi kecerdasan tersebut ialah faktor biologis, lingkungan, budaya, bahasa, dan etika.
Meskipun demikian demikin faktor yang mempengaruhi kecerdasan tidak hanya meliputi beberapa hal tersebut itu semua hanya sebuah teori yang telah menjadi rahasia umum dan klasik sehingga sudah tertinggal ribuan mil dan ketinggalan zaman. 
Ada perlu mengetahui di tengah masyarakat kita yang pada umumnya hanya menggunakan dan melatih otak kiri yang memicu terjadinya ketidak seimbangan fungsi kedua belahan otak, ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa selain beberapa faktor tersebut, kecerdasan seorang anak dapat dilatih dan diajarkan dengan cara melakukan aktivitas pada otak kanan.
Dalam kontek ini anda tidak hanya dianjurkan untuk melatih dan menggunakan ootak kanan semata, namun anda juga dituntut untuk mengoptimalkan kerja keduanya sehingga terjadi keseimbangan. Seseorang yang memanfaatkan kedua belahan otak secara seimbang, maka proses belajarnya pun akan terasa sangat mudah. Sebab, ia mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapinya.
Seseorang yang hanya memfungsikan otak kirinya, dan ia tidak melakukan upaya tertentu guna memasukan beberapa aktifitas otak kanan dalam kehidupannya, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan, yang berakibat munculnya stres dan kualitas kesehatan mental dan fisik yang memburuk.
Pada hakekatnya anda dapat menggunakan beberapa strategi untuk menyimbangkan fungsi belahan otak kiri dan kanan. Menyeimbangkan disini tentu saja berarti membuat kedua belahan otak tersebut berfungsi optimal ketika anda melakukan segala sesuatu.

Rabu, 25 Januari 2012

Masalah Moralitas



Masalah Moralitas
Moralitas siswa yang tergolong rendah, akrena mengalami degradasi dalam pergaulan bebas di kalangan remaja, merupakan realitas masalah sosial yang sekarang terjadi dalam dunia pendidikan. Pendidikan yang diberikan oleh guru , cenderung bersifat transfer ilmu, dari pada bimbingan moral kearah akhlaq. Termasuk gurur agama dibebarapa sekolah tingkat SMA sederajat, lebih banyak berfikir ringan, mengajarkan ilmu agama, memberi tugas mencatat meteri pelajaran atau menghafal ayat-ayat pendek dari Al-qur’an ketimbang mendampingi kegiatan siswa, memberikan support dalam studi, mendengarkan keluhan atau curahan hati, memberikan pelayanan konsultasi berkaitan dengan
Maftuh Basuni, Menteri Agama RI (Tempo, 24 November 2004) menyatakan bahwa pendidikan agama yang berlangsung saat ini cenderung mengedepankan aspek kognisi (pemikiran) dari pada aspek asfeksi (perasaan) dan psikomotorik (prilaku/tindakan). Hasil studi Badan Litbang Agama dan diklat Keagamaan, juag menegaskan bahwa merosotnya moral dan akhlaq remaja peserta didik disebabkan oleh kurikulum Pendidikan Agama yang terlalu padat materinya, dan materi tersebut lebih mengedepankan aspek pemikiran ketimbang membangun kesadaran hidup beragama secara utuh. Metodologi Pendidikan Agama kurang mendorong penghayatan terhadap nilai-nilai agama, kurang mampu membangun kesadaran hidup beragama serta menciptakan siswa bermoral

Selasa, 24 Januari 2012

HAK AZAZI MANUSIA (HAM) DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN


 HAK AZAZI MANUSIA (HAM) DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANHak azazi adalah hak dasar, fitrah yang diberikan Allah kepada setiap manusia, sesuai potensi akal dan hati yang dimilikinya. Konsep hak azazi, sesungguhnya terlahir dari ajaran islam sejak 1428 tahun yang lalu, sebelum lahirnya naskah PBB. Sesuai dengan potensi akal dan hati yang Allah berikan kepada setiap manusia sejak itulah Allah memberikan kebebasan sebagai hak-hak dasar kepada setiap insan. Dengan akalnya manusia bebas berfikir, bebas memilih, bebas berpendapat dengan hatinya manusia bebas berkeinginan, bebas memenuhi kebutuhan. Tetapi manusia yang bebas itu sebenarnya juga dibatasi oleh hak bebas orang lain yang harus dihormati hak azazinya.

Menghormati Hak Azazi Manusia (Konsep Ukhuwah Islamiyah)


Menghormati Hak Azazi Manusia (Konsep Ukhuwah Islamiyah) 
Setiap orang sesuai naluti dan hak azazinya, ingin hidup, ingin kerja mencari nafkah, ingin bercinta dan berkeluarga sesuai pilihan hati nalurinya, ingin mendapatkan ketenangan kemanan dirinya, ingin dihargai eksistensinya, ingin bebas beragamasesuai keyakinannya, berpendapat, berorganisasi, berkreasi dan bersosialisasi. Hak azazi adalah hak dasar pemberian Allah setiap manusia, sebab itu disebut hak azazi manusia.
Dalam al-Qur’an surat al-Imran (3:14) Allah swt berfirman “Telah diberi fitrah hiasan dan keindahan) bagi manusia cenderung tertarik menyukai (mencintai atau mempunyai keinginan) laki-laki mennyenangi wanita (dan sebaliknya)menginginkan anak keturunan, menginginkan harta kekayaan berupa perhiasan emas, perak, kuda pilihan (jenis kendaraan) binatang ternak, dan sawah ladang (untuk bercocok tanam). Semua itu merupakan wujud kesenangan duniawi, dan hakikatnya kepada Allah tempat kembali yang terbaik, (QS, 3:14)

Senin, 23 Januari 2012

Menghargai Perbedaan ( Konsep Ukhuwah Islamiyah )


Menghargai Perbedaan
Perbedaan dalam islam merupakan sunatullah, sesuai hukum alam. Allah menciptakan manusia sejak awal memang berbeda. Berbeda fisik dan jenisnya, ada laki-laki dan perempuan, ada yang cantik, ganting, dan sedang-sedang saja. Berbeda warna kulit, adat istiadat, tradisi, dan bahasa. Berbeda pula latar belakang budaya, sosial, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, dan agama. Ada yang pintar ada yang bodoh, ada yang kaya ada yang miskin, ada yang cerdas ada yang lambat berfikir. Suatu perbedaan itu niscaya yang tidak bisa dihindari, masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Sebab itu kita harus bisa menghargai setiap orang sesuai situasi dan kondisinya, harus bisa berintergrasi untuk saling melengkapi, berta’aruf untuk saling mengisi, menerima dan memberi (take and give). Dalam pandangan Allah orang yang paling mulia dan terhormat adalah orang yang paling taqwa.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi “Hai segenap manusia, Kami ciptakan kalian semua berbeda jenis, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berbeda bangsa dan suku bangsanya (berbeda adat dan latar belakangsosial budaya), supaya kalian saling bisa mengenal (satu sama lain, saling memberi dan menerima), sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian dalam pandangan Allah adalah siapa yang paling taqwa, sesungguhnya Allah Maha mengetahui dan maha mengerti

Konsep Ukhuwah Islamiyah


Konsep Ukhuwah Islamiyah
1.      Menghargai Perbedaan
2.      Menghormati Hak Azazi
3.      Menghidari Prasangka Buruk
4.      Mrninggalkan Prilaku Sombong
5.      Memelihara Kebersamaan

Mental Siswa Perokok


Mental Siswa Perokok
Merokok merupakan hak asasi setiap orang sesuai kegemaran dan kebiasaannya. Bagi mereka yang terbiasa merokok ada kenikmatan tersendiri saat merokok ada kenikmatan tersendiri saat menghisap, menebarkan asap yang mengepul bergulung-gulung, melayangkan pandangan bebas sebebas berkeliarannya asap rokok yang sedang dinikmati
Siswa yang bermental perokok, biasanya akan cenderung malas, acuh terhadap pelajaran, angkuh dalam pergaulan. Kebiasaan merokok dikalangan siswa selama masih dalam status peserta didik, tergolong prilaku menyimpan yang melanggar peraturan dan termasuk siswa tak bermoral dan alias siswa nakal. Mereka yang sudah kecanduan atau ketagihan bisa menjadi mangsa bagi para penggemar narkoba dan sejenis obat-obatan terlarang lainnya.

Sumber Filsafat Kristen

Sumber Filsafat Kristen
Filsafat Kristen yang banyak mendominasi abad pertengahan banyak berhutang budi pada pola-pola pemikiran Yunani dan Romawi. Itu tidak berate bahwa teologi Kristen sekedar meminjam pemikiran itu. Lebih dari itu, pemikiran lama disintesis serta diberi pemikiran baru yang supernatural
Pada masa permulaan Kristen, doktrin tentang kepercayaan tidak rumit. Agama diliputi kepercayaan akan datangnya kembali Yesus Kristus. Pengikut-pengikut Kristen tidak tertarik pada problem-problem teologi. Akan tetapi begitu agama Kristen meluas dan mengadakan kontak dengan Yunani, timbulah kebutuhan akan suatu formulasi yang definitive tentang dogma-dogma. Formulasi itu dipandang perlu, terutama karena banyaknya muncul perbedaan-perbedaan pendapat yang munculnya pertikaian dan pembrontakan, kedua formulasi itu perlu utntuk melayani serangan dari para filosof kafir yang memandang Kristen  sebagai suatu kepercayaan takhyul serta lebih rendah dari para filsafat Yunani. Formulasi itu diperlukan untuk menghimbau masyarakat terpelajar kepada agama Kristen. Tak pelak lagi suasana ini tentulah merupakan salah satu pendorong timbulnya filsafat Kristen.
Platonisme juga merupakan sumber terbentuknya filsafat Kristen. Dalam hal ini, juga dalam hal di atas tadi, sama dengan pembentukan filsafat Islam. Platonisme telah membuat perbedaan yang tajam antara realitas spiritual dengan realitas material (benda). Yang seperti ini tentu saja berguna bagi pengembangan filsafat agama. Pandangan Plato yang tidak menyetujui relativitas hokum moral, ditambah lagi dengan pernyataannya dalam Laws bahwa Negara harus diatur oleh prinsip agama, jelas merupakan sumber yang subur bagi perkembangan filsafat Kristen.
Pengaruh neo-Platonisme, seperti doktrin Tuhan yang transenden, kejahatan bukan realitas, ketinggiankedudukan jiwa, tidak tepatnya penjelasan ilmiah tentang alam semesta, semua ini dapat menjadi sumber pembentukan filsafat Kristen
Pengaruh Aristoteles pun tidak sebesar pengaruh Plato, ada juga filsafat Kristen, pengruh itu kelihatan pada metode yang dengan metode itu argume dapat disusun. Sama halnya dengan pengaruhnya dalam filsafat Islam, tampaknya logika Aristoteles dianggap hamper merupakan teknik yang tidak pernah salah
Filsafat stoisime, yang mengajarkan ketinggian nilai sabar dan menguasai dirimenganggap tujuan moral sebagai tujuan akhir, juga doktri tentang togos telah bergaung dalam lingkungan filosof Kristen, pengaruh dari Yahudi ada juga, khususnya dari Philo. Misalnya tentang penggunaan alegori (kiasan), konsep kemahakuasaan Tuhan, tentang penciptaan, prinsip teokrasi, semuanya berpengaruh pada filsafat Kristen. 

Kedudukan Plotinus

Kedudukan Plotinus
Sebelum  filsafat kuno mengakhiri zamannya, seorang filosof membangun sebuah system yang disebut neo-Plotinus. Jelas bahwa ia adalah seorang metafisikawan yang besar. Orang itu adalah Plotanius. Namun ini sering tertukar dengan nama Plato, yang ajarannya diperbaruinya dengan menggunakan nama neo-Platonisme.
Pengaruhnya jelas besar. Pengaruh itu ada pada teologi Kristen, juga pada renaissance, mungkin semua filosof yang mementingkan suara hati (iman) dapat dikatakan dipengaruhinya, seperti Goethe, Kant, dan banyak lagi yang lain.
Kosmologi Plotinus termasuk tinggi, terutama dalam hal kedalaman spekulasinya dan daya imajinasinya. Pandangan mistis mrupakan pandangan filsafat-nya, usahanya untuk memenuhi realitas spiritual cukup gigih. Nanti, bila anda membaca Agutinus, anda akan merasakan banyak persamaanantara keduanya, dan anda akan sulit menetapkan siapa yang lebih kuat argumennya. Mungkin Agustinus lebih banyak dipengaruhi oleh Plotinus teorinya tentang penciptaan pertama, yaitu emansi, adalah teori yang berani. Tidak ada filosof yang mengemukakan teori itu sebelum ia mengemukakannya. Teori ini jelas berpengaruh besar pada para filosof muslim. Sebenarnya, sampai hari ini, belum ada teori yang mamuaskan tentang asal usul alam semesta selain teori emansi, secara filosofis. Sayangnya teori itu sangat spekulatif. Ajarannya tentang kebersatuan dengan Tuhan mengingatkan kita pada teori-teori yang dikembangkan oleh para sufi Muslim seperti pada Al-Hallaj, Abu Yazid al-Bisthami, ibn al-arabi, dan lain-lain

Bersatu Dengan Tuhan


Bersatu Dengan Tuhan
Tujuan filsafat Plotanius adalah tercapainya kebersatuan dengan Tuhan. Caranya ialah pertama-tama dengan mengenal alam dengan melalui alat indra, dengan ini kita mengenal keagungan Tuhan, kemudian kita menuju jiwa dunia, setelah itu menuju jiwa ilahi. Jadi perenungan itu dimulai dari perenungan tentang alam menuju jiwa ilahi, obyeknya dari yang jamak kemudian kepada yang satu. Dalam perenungan terakhir itu terjadi keintiman, tidak terpisah lagi antara merenung  dengan yang direnungkan (Mayer :332)
Yang hendak dicapai ialah prinsip realitas, itu ada dalam yang satu. Kita dapat mengenal itu dengan kemampuan yang ada pada kita, itu merupakan kebijaksanaan yang ada pada kita dari Dia. Di dalam kita ada sesuatu seperti Dia. Dimanapun engkau berada engkau berhadapan dengan ke-Ada-an Nya. Engkau merasakan Dia ada di dalam engkau (Mayer: 332). Dengan cara ini jiwa akan  sampa pada prinsip relitas, demikian Plotanius. Pada tingkat terakhir ini tidak ada lagi keterpisahan, tidak ada lagi jarak, tidak ada lagi kesadaran tentang ruang dan waktu, todak ada lagi kesadaran tentang kejamakan, keadaan itu mengatasi semua kategori. Itu suatu keadaan tang jarang terjadi bahkan Plotanius pun hanaya mengalami beberapa kali. Caranya mudah saja, mensucikan roh. Benda disekitar kita diabaikan sama sekali. Juwa semata hidup di alam pikiran dan alam roh. Hanya dengan itu cara bersatu dengan Tuhan. Itu hanya dapat dilakukan dengan cara mengembangkan perasaan, keluar dari diri sendiri, inilah yang dimaksud dengan extace (Hatta:34-5). Filsafat tidak dapat menjelaskan hal itu. Sebaiknya kita menerimanya dengan diam dan merealisasikannya dalam kehidupan. Pengalaman mistik itu berada di dalam akal.

Kamis, 19 Januari 2012

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN (MAKALAH)

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN

Menurut Hurlock perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman(1980:2). Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang mengikutinya (Hurlock,1999:23).

Menurut Santrock  perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari pembuahan dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan(2002:20). Pola gerakan adalah kompleks karena gerakan merupakan produk dari beberapa proses yaitu biologis, kognitif, dan sosial. Jadi perkembangan adalah suatu perubahan yang lazim dilalui semua individu akibat adanya pematangan dan pengalaman yang didapat dari interaksi antara proses biologis, kognitif, dan sosial.

Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri itu yang biasa disebut aktualisasi diri adalah sangat penting. Namun tidak statis. Tujuan dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk dilakukan, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikologis (Hurlock,1980:3). Akan tetapi, tidak semua individu dapat menjalani proses perubahan ini sebagaimana yang harus dilaluinya sesuai dengan usia dan tugas perkembangannya. Ada individu-individu yang mengalami hambatan perkembangan, yaitu terhambatnya proses perubahan yang bertujuan untuk aktualisasi diri. Hambatan ini dapat terjadi sejak masa bayi sampai dewasa, yang kemudian akan lebih dibahas mengenai anak dan remaja, baik yang dialami sejak lahir akibat faktor-faktor pranatal, genetis,  maupun yang terjadi dalam proses perkembangan itu sendiri (akibat interaksi dengan lingkungan).

Hambatan perkembangan yang terjadi dapat berupa gangguan yang tidak menetap (seperti anorexia nervosa, bulimia, dll) dan ada juga yang digolongkan sebagai gangguan yang menetap (Autisme, Rett, Asperger, dll). Hambatan perkembangan dapat juga berupa keterlambatan perkembangan, di mana tidak tercapainya tugas perkembangan pada waktu yang ditentukan. Efek dari terjadinya hambatan dalam perkembangan ini sangat luas, tidak hanya berpengaruh pada pencapaian aktualisasi diri karena ada type hambatan perkembangan yang menyebabkan learning disabilities tetapi juga berpengaruh secara sosial di mana individu tidak dapat menjadi orang yang diinginkan baik fisik maupun psikologis.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Faktor Pranatal

Perkembangan pranatal umumnya dibagi ke dalam tiga periode utama yaitu germinal, emrionis, dan fetal (Santrock,2002:104). Periode awal atau germinal ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada dua minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan (implantation). Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam (blastocyst) dan lapisan luar (trophoblat) organisme terbentuk. Implantasi terjadi kira-kira sepuluh hari setelah pembuahan.

Periode embrionis ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode ini angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ-organ mulai nampak. Periode fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan melanjutkan rangkaian dramatisnya selama periode ini. Janin semakin aktif menggerakkan tangan dan kakinya, memuka menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Pada periode ini janin juga sudah dapat diidentifikasi jenis kelaminnya.

Faktor Genetis

a. Phenilketonuria(PKU) adalah suatu kelainan genetik yang menyebabkan individu tidak dapat secara sempurna memetabolismekan protein. PKU dewasa ini mudah dideteksi, tetapi kalau tetap tidak tersembuhkan, dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan hiperaktif. Kelainan dapat disembuhkan dengan diet utnuk menjaga zat racun yang masuk ke dalam sistem syaraf. PKU melibatkan suatu gen resesif dan terjadi kira-kira sekali setiap 10.000 hingga 20.000 kelahiran hidup. PKU menyebabkan kira-kira 1 persen orang mengalami keterelakangan mental.

b.Down syndrome, merupakan bentuk keterbelakangan mental yang secara genetis paling umum diturunkan, disebabkan oleh kromosom tambahan (ke 47). Penderita Down syndrome memiliki wajah yang bundar, tengkorak rata, lipatan kulit tambahan sepanjang kelopak mata, lidah yang menonjol keluar, tungkai dan lengan yang pendek, dan keterbelakangan kemampuan motorik dan mental. Ada kemungkinan kesehatan sperma lelaki atau sel telur perempuan terlibat. Perempuan usia antara 18 hingga 38 tahun kemungkinannya kecil melahirkan anak yang menderita Down syndrome dibandingkan dengan perempuan yang usianya leih muda atau leih tua.

c. Anemia sel sabit merupakan kelainan genetis yang mempengaruhi sel darah merah. Sel darah merah biasanya berbentuk seperti cakram atau piringan hitam, tetapi pada anemia sel sabit, suatu perubahan dalam gen resesif mengubah bentuknya menjadi sabit yang berbentuk kail. Sel-sel ini mati dengan cepat, yang menyebabkan kekurangan darah dan kematian individu secara dini karena kegagalannya mengangkut oksigen ke dalam darah.

d.                  Klifelter syndrome, kelainan genetis di mana laki-laki memiliki kromosom X ekstra atau tambahan, yang menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XXY. Buah pelir laki-laki yang mengidap kelainan ini tidak berkembang, dan biasanya mereka memiliki buah dada yang besar dan menjadi tinggi.

e. Turner syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana perempuan kehilangan satu kromosom X, yang menyebabkan susunan kromosomnya menjadi XO. Perempuan ini pada umumnya pendek dan kekar. Mereka mengalami keterbelakangan mental dan tidak berkembang secara seksual.

f. XYY syndrome, ialah suatu kelainan genetis di mana laki-laki memiliki satu kromosom Y ekstra. Ada keyakinan bahwa kromosom Y yang ditemukan pada laki-laki menyumbang bagi sifat agresif dan kekerasan. Akan tetapi tidak terbukti bahwa laki-laki XYY tidak lebih berkecenderungan melibatkan diri dalam kejahatan dibanding laki-laki XY.

    Faktor Lingkungan

a. Teratogen, ialah setiap unsur yang menyebabkan adanya suatu kelainan kelahiran. Kepekaan terhadap teratogen mulai sekitar 3 minggu setelah pembuahan. Setelah organogenesis lengkap, teratogen tidak menyebabkan kelainan antomis. Apabila beraksi selama periode fetal, dampak yang terjadi cenderung menghambat pertumubuhan atau menyebabkan masalah fungsi organ.

b.Penyakit dan kondisi ibu. Penyakit dan infeksi dapat kerusakan selama proses kelahiran itu sendiri. Rubella adalah suatu penyakit ibu yang dapat merusak perkembangan prakelahiran. Mengakibatkan keterbelakangan mental, kebutaan, ketulian, dan kelainan jantung. Sifilis, lebih berbahaya dalam perkembangan prakelahiran-4 bulan atau lebih setelah pembuahan. Sifilis dapat merusak organ setelah organ terbentuk, ketika sifilis muncul saat kelahiran, masalah lain yang melibatkan sistem syaraf pusat dan sistem pencernaan dapat terjadi. Ibu yang menderita AIDS dapat menginfeksi anaknya : (1) selama kehamilan, melalui ari-ari (2) selama melahirkan melalui kontak dengan darah atau cairan ibu dan (3)setelah melahirkan, melalui air susu.

c. Usia ibu. Dua periode penting untuk diperhatikan adalah usia remaja dan 30-an ke atas. Bayi yang dilahirkan oleh remaja sering prematur. Bayi yang mengalami sindrom Down jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia 30 tahun, akan tetapi resiko menjadi bertambah setelah ibu mencapai 30 tahun.

d.                  Gizi. Fetus yang sedang berkembang sangat bergantung kepada ibunya untuk gizi, yang berasal dari darah ibu. Status gizi tidak ditentukan oleh jenis makanan tertentu, gizi ibu bahkan mempengaruhi kemampuannya untuk bereproduksi. Dalam keadaan kekurangan gizi yang ekstrim, perempuan berhenti haid, dengan demikian menghambat pembuahan, dan anak-anak yang dilahirkan oleh iu yang kekurangan gizi cenderung cacat.

e. Keadaan dan Ketegangan emosional. Ketika seorang perempuan hamil mengalami ketakutan, kecemasan, dan emosi lain yang mendalam, terjadi perubahan psikologis antara lain meningkatnya pernafasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin seagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara. Ibu yang sangat bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghsilkan ketidakteraturan selama melahirkan.

f. Obat-obatan. Sejumlah bayi lahir cacat karena obat yang dikonsumsi ibunya merusak janin yang sedang berkembang. Thalidomide, obat penenag, bila dikonsumsi pada hari ke 26 akan membuat lengan janin mungkin tidak tumbuh. Sindrom alkohol janin, ialah sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan tersebut meliputi cacat wajah, tungkai, jantung, inteligensi di bawah rata-rata, dan beberapa keterbelakangan mental. Masalah pernafasan dan sindrom kematian bayi yang tiba-tiba banyak ditemukan di kalangan ibu yang merokok selama kehamilan. Bayi kecil dari ibu yang kecanduan heroin mengalami kecanduan juga dan memperlihatkan karakteristik orang-orang yang mengalami kecanduan seperti gemetar, mudah sakit, tangis yang tidak normal, gangguan tidur, dan rusaknya kendali gerak. Bayi yang dilahirkan oleh penyalahguna kokain mengalami penurunan berat dan panjang.

g.Bahaya linkungan. Radiasi, zat kimia, dan resiko-resiko lain dalam dunia industri modern kita dapat membahayakan janin. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen. Radiasi sinar X dapat mempengaruhi embrio dan fetus yang sedang berkembang. Polutan lingkungan dan bahan-bahan beracun juga merupakan sumber bahaya bagi anak-anak yang belum lahir. Di antara polutan dan zat buang yang berbahaya adalah karbonmonoksida, merkuri, dan timbal. Timbal mempengaruhi perkembangan mental anak. Radiasi elektromagnetis, khususnya terminal layar video, menaikkan resiko keguguran. Toxoplasmosis, suatu infeksi ringan yang menyebabkan gejala flu ringan atau suatu penyakit yang tidak jelas pada orang dewasa, pada bayi menyebabkan kemungkinan kerusakan mata, kerusakan otak, dan kelahiran prematur. Kucing merupakan pembawa toxoplasmosis yang paling lazim, khususnya yang memakan daging mentah seperti tikus.

B.Faktor Perinatal

Proses kelahiran dapat terjadi tiga tahap. Bagi seorang perempuan yang baru memiliki anak pertama, tahap pertama berlangsung kira-kira 12 hingga 24 jam. Pada tahap pertama, kontraksi selama 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga satu menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Pada akhir tahap pertama, kontraksi menyebabkan leher rahim terbuka hingga 4 inci. Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim dan saluran kehidupan. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Setelah kelahiran (afterbirth) ialah tahap ketiga, pada waktu inilah ari-ari, tali pusat, dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Komplikasi dalam melahirkan :

    Melahirkan terlalu cepat (precipitate delivery) ialah suatu bentuk cara melahirkan yang berlangsung terlalu cepat. Melahirkan terlalu cepat adalah suatu cara di mana bayi memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk ”dipaksa keluar” melalui saluran kelahiran. Dapat mengganggu aliran normal darah bayi dan tekanan pada kepal bayi dapat menyebabkan pendarahan. Pada sisi lain, anoxia, tidak cukupnya pasokan udara, dapat terjadi jika proses melahirkan berlangsung terlalu lama. Anoxia dapat menyebabkan kerusakan otak. Asfiksia (Njiokiktjien, h. 8, 2003) dapat menimulkan disfungsi plasenta dan prolem-problem dengan tali pusat, atau pada pendarahan selama kelahiran yang lambat dan sulit akrena sebab apa pun. Hipoglikemia postnatal, hipebilirubinemia atau kejang-kejang dapat dapat dalam kombinasi atau tersendiri, menambah enselofati hingga menuju ke gangguan-perkembangan psikomotorik.
    Sungsang (breech position) ialah posisi bayi di dalam peranakan yang menyebabkan pantat merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan. Kepala bayi yang sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya di luar, yang dapat menyebabkan masalah pernafasan.
    Pembedahan cesar (cesarean section) ialah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim lewat pembedahan. Dapat menyebabkan tingkat infeksi tinggi pada ibu dan stress yang menyertai pembedahan.

Penggunaan obat-obatan selama kelahiran anak bertujuan untuk menghilangkan sakit dan cemas untuk mempercercepat melahirkan selama proses kelahiran. Oxytoxin, suatu hormon yang merangsang dan mengatur irama kontraksi peranakan, telah digunakan sebagai obat untuk mempercepat proses kelahiran, meningkatkan resiko mengalami penyakit kuning dan diduga memiliki dampak panjang.

C.Faktor Postnatal

Njiokiktjien (2003:7-8) menambahkan selain faktor-faktor tersebut di atas ada faktor postnatal yang menjadi penyebab gangguan perkembangan yang juga menjadi suatu hambatan perkemangan, yaitu :

    Infeksi posnatal seperti meningitis/ensefalitis, dehidrasi, penyakit vaskuler, kontusio serebri, dan status eplieptikus.
    Penyakit degeneratif, penyakit para-infeksiosia, dan penyakit-penyakit metabolisme yang terlihat kemudian, juga yang disebabkan oleh penyimpangan gen-gen dan terlihat sebagai regresi dalam perkembangan.

D.Keterlambatan Perkembangan dan Developmental Disabbilities

Keterlambatan perkembangan adalah kondisi di mana anak tidak mampu mencapai tugas perkembangan pada waktu yang diperkirakan. Kondisi ini terjadi terus-menerus, merupakan keterlambatan utama dari proses perkembangan. Keterlambatan dapat terjadi pada banyak area perkembangan misalnya pada motorik, bahasa, social, atau berpikir.   (http://www.med.umich.edu/1libr/yourchild/devdel.htm).

Penyebab developmental delay (http://www.uihealthcare.com/topics/childhealthdevelopment/developmentaldelay.html) :

1.      Masalah perkembangan sel syaraf anak

2.      Kerusakan otak (dapat disebabkan infeksi otak)

Penyebab developmental delay (http://www.babycentre.co.uk/toddler/development/delaycausesexpert/) :

1.      Lahir premature

2.      Masalah pendengaran

3.      Masalah dengan sistem syaraf pusat atau otak

Penyebab developmental disabilities (http://en.wikipedia.org/wiki/Developmental_disability) :

1.      Kerusakan otak atau infeksi sebelum, selama, atau setelah kelahiran. Luka trauma pada otak atau lebih sering disebut dengan luka intracarnial atau luka kepala, terjadi ketika trauma tiba-tiba menyebabkan kerusakan pada otak. Kecelakaan transportasi, kekerasan (misalnya penyiksaan anak), dan juga kecelakaan olahraga. Sebagian besar terjadi karena penggunaan alkhohol. (http://en.wikipedia.org/wiki/Traumatic_brain_injury).

2.      Masalah pertumuhan atau masalah nutrisi.

3.      Anormalitas kromosom dan gen.

4.      Bayi lahir sebelum tanggal kelahiran yang diperkirakan (prematur)

5.      Buruknya diet dan pelayanan kesehatan

6.      Penyalahgunaan obat selama kehamilan, termasuk konsumsi alkhohol dan juga merokok

7.      Penyiksaan anak juga dapat mengakibatkan efek buruk pada perkembangan anak, khususnya perkembangan sosial-emosional

Penyebab developmental delay (http://www.dcmsonline.org/jaxmedicine/2000journals/march2000/genetics.htm) :

1.      Gangguan Kromoson dan Gen

Banyak gangguan genetic yang disebakan oleh abnormalitas jumlah kromosom, misalnya Down syndrome (kelebihan kromosom pada nomor 21), Turner Syndrome (45X0),  Klinefelter’s syndrome (laki-laki dengan dua kromosom X). Perluasan pengulangan mutasi dapat menyebabkan kromosom X lemah atau Huntington’s. (http://en.wikipedia.org/wiki/Genetic_disorder). Gangguan genetic disebut dengan penyakit herediter.

Table 1. Contoh Sindrome Gen yang Berdekatan

Syndrome
Digeorge Syndrome / Velocardiofacial Syndrome
Smith-Magenis Syndrome
Prader-Willi Syndrome
Angelman Syndrome
Rubinstein-Taybi
  

Chromosome Location
del(22q11.2)
del(17p11.2)
del(15q11-q13) paternal
del(15q11-q13) maternal
del(16p13.3)

Perkembangan DNA. Lemahnya kromosom X adalah penyebab umum RM pada anak laki-laki sejak lahir. Sekitar sepertiga perempuan karier kromosom X yang lemah mempunyai kesulitan belajar yang signifikan dan RM. Molekul dasar dari kromosom X yang lemah adalah hasil dari mekanisme mutasi yang tidak biasa, dikenal sebagia mutasi dinamis.

2.      Merokok, penyalahgunaan obat, dan konsumsi alkhohol

3.      Teratogen. Termasuk di dalamnya adalah radiasi, infeksi, penyakit maternal seperti diabetes dan phenylketonuria, alkhohol, dan obat-obatan. Telah ditemukan bahwa teratogen mempengaruhi perkembangan neurologist fetal. Baik factor genetic dan factor lingkungan mampu mempengaruhi perkembangan, dan banyak pengaruh mempunyai keduanya. Misalnya pada konsumsi folic acid yang rendah pada awal masa kehamilan adalah factor resiko dari tidak sempurnanya pipa sayaraf. Polimorfisme genetic pada enzim methylene tetrahydrofolate memberi peningkatan resiko ketidaksempurnaan pipa syaraf. Kombinasi dari polimorfisme dan rendahnya konsumsi folate menyebakan tingginya resiko daripada ketika kedua variable bekerja sendiri-sendiri.

4.      Proses kelahiran. Penyakit metabolisme mitokondria menunjukkan manifestasi klinis yang luas. Urutan proses respirator  terdiri dari sub-unit yang bertanggung jawab untuk transport electron dan fosforilasi oksidatif.  Pada sub-unit inilah sebagian besar sel ATP beregenerasi. Organ-organ yang membutuhkan energi tinggi sering terpengaruh, dengan sistem syara pusat yang menunjukkan manifestasi yang bervariasi. Pada mutasi genome mitokondria atau encoding gen nukleus dapat menyebabkan salah satunya adalah Leigh Disease (subacute necrotizing encephalomyopathy).

Penyebab MR dan developmental delay

1.      Sindroma secara genetic

2.      Kondisi multifaktorial

3.      Kontak dengan lingkungan

4.      Infeksi selama kehamilan

5.      Masalah dalam proses kelahiran

6.      Prematur

           

Daftar Pustaka

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

-------------------------- 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Njiokiktjien, Charles. 2003. Masalah-masalah dalam Perkembangan Motorik. Semrang : Wonodri Offset

Santrock, John W. 2002. Life Span Development. Jakarta : Penerbit Erlangga

Selasa, 17 Januari 2012

Makalah Memahami Memori Manusia

BAB I

PENDAHULUAN

MEMAHAMI MEMORI MANUSIA


Manusia memilki memori yang kemampuan dan kapasitas sangat besar, sehingga tak terhitungkan besarnya. Akan tetapi tidak semua memanfaatkan memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal mungkin dan lebih banyak lagi yang memanfaatkan memori ini sekedarnya saja, sehingga banyak ruang-ruang dalam memori seseorang yang tidak terisi bahkan tidak diisi serta tidak diperlakukan dengan lebih baik karena berbagai faktor.
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Maka dari itu disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan dari memory. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya, membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang baik. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia,maka ini menunjukan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya (Walgito 2004). Menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialami, sama halnya dengan memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan.

Memori atau ingatan bukan merupakan suatu objek seperti mata, tangan dan organ tubuh lainya. De Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001) menjelaskan bahwa memori atau ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu. Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.

Untuk mengetahui bagaimana proses mengingat kembali itu terjadi maka perlu diketahui bagaimana prosesnya manusia bisa menyimpan informasi dalam ingatanya. Memori atau ingatan merupakan fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. Proses ingatan ini diukur dengan pengingatan (recall), reproduksi, pengenalan (recognition) dan belajar-ulang (relearning) (Chaplin,2005).

Selanjutnya menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998) memori adalah bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat disimpan hingga sewaktu-waktu digunakan. Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage). Lebih lanjut dijelaskan dengan menggunakan contoh, misalnya : dalam sebuah pesta kita berkenalan dengan seseorang yang bernama Mira. Pagi harinya kita bertemu lagi dan masih mengenalinya. Kita memasukkan nama Mira ke dalam ingatan. Tahapan ini disebut dengan encoding dimana kita mengubah fenomena fisik (gelombang-gelombang suara) yang sesuai dengan nama yang diucapkan (Mira) menjadi kode-kode yang diterima ingatan, dan kita menyimpanya kedalam ingatan kita. Kita mempertahankan ingatan dari saat pesta hingga pagi hari merupakan (storage). Dan kita masih bisa mendapatkan dan mengenali bahwa orang tersebut adalah Mira, merupakan tahapan mengingat kembali (retrieval stage) sedangkan menurut Walgito (2004) mengingat kembali termasuk dari salah cara untuk menimbulkan kembali ingatan yang disebut dengan to recall.

Pendapat Drever (dalam Walgito 2004) menjelaskan; memori menurut pengertian secara umum dan teoritis adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh makhluk hidup, pengalaman berguna apa yang kita lupakan yang mana mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan datang, yang mana ingatan itu bukan hanya meliputi recall (mengingat) dan recognition (mengenali) atau apa yang disebut dengan menimbulkan kembali ingatan. Lebih jelasnya Walgito (2004) menjelaskan bahwa ada dua cara menimbulkan kembali informasi dalam ingatan, yaitu dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize). Jadi recall memory adalah kemampuan menimbulkan ingatan kembali dengan cara mengingat kembali.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa recall memory adalah kegiatan individu untuk mengingat kembali informasi yang telah disimpan di dalam ingatannya.

Tahap-tahap Memory (Ingatan)

Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa lalu, ternyata ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa muncul kembali.

Atkinson (1983) berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi tiga tahapan ingatan, yaitu:

1. Memasukan pesan dalam ingatan (encoding).

2. Penyimpanan ingatan (storage).

3. Mengingat kembali(retrieval).

Walgito (2004), yang menjelaskan bahwa ada tiga tahapan mengingat, yaitu mulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan (retention), menimbulkan kembali (remembering). Lebih jelasnya lagi adalah sebagai berikut:

a)      Memasukkan (learning)

Cara memperoleh ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu :

    Secara sengaja ; bahwa sesorang dengan sengaja memasukkan informasi, pengetahuan, pengalaman-pengalamanya kedalam ingatannya.
    Secara tidak disengaja ; bahwa sesorang secara tidak sengaja memasukkan pengetahuan, pengalaman dan informasi ke dalam ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca terjatuh maka akan pecah. Informasi ini disimpan sebagai pengertian-pengertian.

b)  Menyimpan

Tahapan kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau (retention) apa yang telah dipelajari. Apa yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulakn kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan.

c)  Menimbulkan kembali

Menimbulkan kembali ingatan yang sudash disimpan dapat ditempuh dengan (1) mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize).
Dari pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga tahap mengingat, yaitu tahap pemasukan informasi dan pesan-pesan kedalam ingatan , tahap penyimpanan ingatan dan tahap mengingat kembali.

BAB II

PEMBAHASAN MEMORI

Dalam lingkup ilmu Psikologi, ada beberapa teori mengenai Memori yang dikemukakan oleh para ahli. Di bawah ini akan dibahas beberapa dari teori-teori tersebut.

Association Model (Model Asosiasi)

Teori awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi lupa serta savings.

COGNITIVE MODEL (MODEL KOGNITIF)

Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian dari information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam Memori sebagai berikut:

    Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai ”momentary lingering of sensory information after a stimulus is removed.” Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.
    Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.
    Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasi-informasi yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa:
        Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.
        Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu. Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recal.

Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita bertemu dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya namun tetap tidak dapat menyebutkannya.

Tulving’s Theory of Multiple Memory Systems

Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga sistem Memori:

    Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
    Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.
    Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.

Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain melalui:

    Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.
    Penyakit Alzheimer’s yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.

Ingatan implisit

Ingatan implisit meliputi penginderaan, emosi, ingatan prosedural, pengkondisian, rangsang –respon

Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, ''transference'', dan super ego.

Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah :

    Berkembang lebih awal / bias (subkortikal)
    Bias hemisfer kanan
    Berpusat pada Amigdala
    Bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabelan

Ingatan eksplisit

Ingatan eksplisit meliputi penginderaan, semantik, episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Kegunaan dari ingatan eksplisit adalah untuk informasi sosial dan identitas, penggambaran otobiografi, aturan sosial, norma, harapan.

 Beberapa ciri dari ingatan eksplisit adalah :

    Berkembang belakangan / bias kortikal
    Bias hemisfer kiri
    Hippocampal / dorsal lateral
    Memiliki konteks atau sumber ingatan yang jelas

Cara Meningkatkan Kemampuan Memori

Tidak semua orang lahir dengan otak yang jenius, yang menurut banyak orang sebagai syarat untuk berprestasi. Itu tidak berarti bahwa kemampuan otak anda yang biasa saja tidak dapat berprestasi melebihi mereka yang cerdas dan jenius. Semua tergantung dari bagaimana anda memaksimalkan kemampuan kerja otak anda. Seperti halnya otot kita, semakin sering kita menggunakannya dan melatihnya, maka semakin besar dan kuat kemampuannya. Begitu juga dengan otak kita.

Para ahli masih memperdebatkan apakah Memori merupakan suatu trait (sifat) atau skill (kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan.
Orang yang memiliki kemampuan Memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    Proses encoding yang majemuk dan bermakna.
    Memiliki banyak cue dengan asosiasi tinggi
    Banyak latihan

Contoh orang-orang dengan kemampuan Memori yang tinggi:

    Steve Faloon: dapat mengingat deretan angka yang panjang
    John Conrad: dapat mengingat pesanan makanan di restoran dengan sangat baik
    Rajan: dapat mengingat angka phi

Bagi orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori, antara lain:

    Mnemonic: Menciptakan asosiasi antar hal yang harus diingat.
    Method of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.
    Peg word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang berirama.
    Menggunakan bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual untuk mengingat pesanan makanan dari para tamu.
    Memahami hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal yang dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.
    Konteks ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut harus diingat kembali (encoding specificity)
    Memori akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional, namun keterlibatan emosional tidak terlalu tinggi.
    Menggunakan sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu.
    Memori akan lebih baik jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing-masing sesi cukup pendek, daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya 20 menit daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.
    Memori akan lebih baik jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara, misalnya mengingat suatu pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih baik daripada hanya salah satu saja.

BAB III

PERSPEKTIF AGAMA ISLAM TENTANG MEMORI/INGATAN.

Dalam ajaran Islam kita selalu dianjurkan untuk mengingat tempat kita kembali, yaitu kampung akherat. Sehingga Rasullullah bersabda “ Aktziruu minhaa dhimilladdaati” yang artinya ‘perbanyaklah dari mengingat pemotong kelezatan’. (H.R.AtTurmudzi, An Nasa’I Ibnu Majah dari hadist Abu Hurairah. Maksudnya adalah agar kita menyempitkan ingatan tentang kelezatan dunia atau dalam bahasa orang dimabuk cinta adalah keindahan dunia, sehingga kita terputus kecenderungan kita kepadanya, maka kita akan menghadap Allah Ta’ala dengan ringan dan wajah berseri tanpa beban. Kisah lain adalah ketika Aisyah RA berkata :”Wahai Rasullullah SAW! Adakah seseorang dikumpulkan bersama orang-orang yang mati Syahid?” Rasulullah menjawab “ na’am man yadlkurullmawta filyawmi wallailati isyriina marrota” artinya ‘ya, orang yang mengingat kematian sehari semalam dua puluh kali’. Maksudnya bahwa sebab keutamaan mengingat kematian ini menyebabkan kita renggang dari tipu daya dan menuntut persiapan bagi akherat.

Kisah lain diriwayatkan oleh Atha’Al Kusarani bahwa ketika Rosulullah SAW melewati suatu majlis yang dikeraskan tertawa padanya, maka beliau bersabda “ Syuubuu majlisakun bidlikri mukaddirilladdati” yang artinya ‘Campurlah majlismu dengan mengingat pengaruh kelezatan” mereka yang di majlis kertanya “apa itu pengaruh kelezatan?” Rasul bersabda “Almawta” yang artinya ’kematian’(HR Ibnu Abid Dunya) Ingatan kita terhadap kematian melembutkan hati kita, melunturkan ambisi-ambisi keduniawian, sehingga Insya Allah membuat hati kita tenang jika bertemu dengan kematian.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’Ulumiddin jilid 9 dikatakan bahwa kematian itu menakutkan dan bahayanya itu besar. Dan kelalaian manusia tentang kematian itu karena sedikitnya fikiran mereka padanya dan ingatan mereka padanya. Barang siapa mengingat kematian dimana ia tidak mengingatnya dengan hati yang kosong, tetapi disibukkan dengan nafsu Syahwat dunia, maka mengingat kematian tidak berguna dalam hatinya Maka jalan untuk mengingat kematian adalah bahwa seorang hamba mengosongkan hatinya dari setiap sesuatu selain dari mengingat kematian yang dihadapannya, Agar membekas dihatinya.

Untuk bertemu dengan kematian diri maka hendaknya kita mengingat tentang kematian orang –orang yang sudah mati serta biarkan imajinasi kita merangkaikan proses membusuknya bangkai dalam tanah, bayangkan pula orang-orang yang telah ditinggalkannya, ingat akan cita-citanya, semangatnya, angan-angannya, dan lain-lain hingga diperoleh pelajaran darinya.

Dari penjelasan tersebut di atas Islam menganjurkan kita untuk selalu memperbaharui ingatan atau memori ini agar tidak tinggal diam. Karena memori bukan merupakan sesuatu yang statis. Memori bersifat aktif dan selalu terkait dengan hati dan pikiran dan realitas kehidupan.

BAB IV

PENUTUP

Dari uraian terdahulu betapa memori memiliki berbagai dimensi yang mungkin saat ini belum banyak digali. Memori bukan sekedar tempat penyimpanan informasi . Memori bekerja dengan beberapa komponen yang yang lain seperti pikir dan qolbu serta sensor inderawi dalam upaya pemerolehan informasi pengolahan infromasi serta penyimpanan informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar) maupun secara spontan. memori merupakan potensi yang selayaknya kita kaji terutama untuk ilmu komunikasi dimana dalam berkomunikasi kita harus dapat membaca kapasitas memori yang terpakai dalam diri seseorang beserta isi memori yang ada dalam diri seseorang yang dapat kita perkirakan, walaupun secara pasti kita jarang mengetahui kemampuan memori seseorang terutama yang belum kita kenal. Jadi jika boleh saya kemukakan bahwa memori adalah basis komunikasi.

Apabila kita dapat membaca fenomena memori yang terjadi dalam proses komunikasi kita dengan seseorang diharapkan komunikasi yang kita lakukan mencapai maksud yang telah ditetapkan.


Daftar Pustaka

Al-Ghazali, Imam. 1994. Ihya ‘Ulumiddin jilid IX. Semarang: Asy-syifa’

Afiatin, T. Belajar Pengalaman Untuk Meningkatkan Memori. Anima, Indonesian Psychological Journal. 2001. Vol. 17. No. 1. 26-35.

Atkinson, R , Richard, A, Hilgard, E .2000. Pengantar Psikologi. Jilid 1, Edisi 8. Penerjemah : Agus, D, Michael, A. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chaplin, J. P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Edisi 1, Cetakan 10. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Matlin, M. W. 1998. Cognition. Fourth Edition. Florida : Harcourt Brase & Company.

MEMAHAMI MEMORI MANUSIA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Psikologi Berpikir

Dosen Dr. Septi Gumiandari, M.Ag

  







Disusun oleh :
Muhammad Muslih

Muhamad Riyanto

Fiqih Amrullah
Konsentrasi PPI 

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON 2010

  

Tentang Ilmu Menurut Plotinus

Tentang Ilmu Menurut Plotinus
Idea keilmuan tidak begitu maju pada Plotinus, ia menganggap sains lebih rendah dari pada metafisika, metafisika lebih rendah dari pada keimanan, surga lebih berarti dari pada bumi sebab surga itu tempat peristirahatan jiwa yang mulia. Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga mengaku  adanya hantu-hantu yang bertempat di antara bumi dan bintang-bintang. Semua itu memperlihatkan rendahnya mutu sains Plotinus.
Plotinus dapat disebut musuh naturalisme, ia membedakan dengan tegas tubuh dan jiwa, jiwa tidak dapat diterjemahkan kedalam ukuran-ukuran badaniah, fakta yang harus dipahami sesuai dengan tendensi spiritualnya.

Tentang Jiwa Menurut Plotinus

Tentang Jiwa Menurut Plotinus
Untuk mengetahui pemikiran Plotinus, kita harus memahami filsafatnya tentang jiwa. Menurutnya jiwa adalah sesuatu kekuatan ilahiah; jiwa merupakan sumber kekuatan. Alam semesta berada di dalam jiwa dunia. Jiwa tidak dapat dibagi secara kuantitatif karena jiwa itu adalah sesuatu yang satu tanpa dapat dibagi. Alam semesta ini merupakan unit-unit yang merupakan tidak dapat dibagi. Jiwa setiap individu adalah satu, itu diketahui dari kenyataan bahwa juwa itu ada disetiap tempat dibadan, bukan sebagian disana dan sebagian disini pada badan. Kita tidak dapat mengatakn bahwa jiwa Anda sama dengan jiwa Saya, berarti jiwa hanya satu, jiwa itu individual.
Pada Plotinus kita dapat juga ajaran reinkarnasi, sama dengan Plato, ia menganut paham bahwa jiwa telah ada sebelum badan lahir, jiwa itu immortal. Reinkarnasi ditentukan oleh tindakan kita selama hidup di dunia. Jiwa tang bersih tidak ada lagi ikatannya dengan dunia, ia akan kembali menyatu dengan Tuhan. Jiwa yang kotor harus hidup kembali kedala kehidupan yang lebih rendah seperti pada orang jahat, pada hewan, ataupun pada tumbuhan, sesuai dengan tingkatan kejahatan jiwa tersebut.
Jiwa yang jahat harus dihukum. Perintah hokum adalah yang salah harus dihukum. Mula-mula disiksa, lama kelamaan akan diangkat ke surga. Jadi neraka idak kekal bagi jiwa. Tempat hukuman jiwa adalah diikatan pada tubuh, jadi reinkarnasi perlu sebagai hukuman. Jiwa yang bersih yang tidak ada sisa-sisa tubuh di dalamnya, akan menyatu dengan tuhan. Dia suci di dalam kesucian (Mayer:327)
Jiwa yang rendah itu ingatannya kepada teman-teman, istri, anak, kampong halaman. Ini adalah ingatan yang rendah. Jiwa yang tinggi haruslah lupa penuh pada segala sesuatu yang sifatnya rendah. Dia selalu ingat pada yang tinggi. Dalam hal ini seharusnya manusia membuang semua kemauan dan ingatan pada sesuatu kecuali pada yang Esa itu. Bila jiwa ingin mencapai ketinggian ia harus membuang ungatannya yang lain, jiwa yang tinggi ialah jiwa yang tidak mengingat apa-apa kecuali yang Tinggi

Akal, Hati pada Zaman Yunani Kuno (Socrates)

Akal, Hati pada Zaman Yunani Kuno (Socrates)          
Ajaran bahwa semua kebenaran itu relative telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Dua hal ini akan menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus bangkit, ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran itu relative, ada kebenaran yang umum yang dapat dipegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran memang relative, tetapi tidak semuanya.

Senin, 16 Januari 2012

Kemampuan Otak Kiri dan Kanan


Kemampuan Otak Kiri dan Kanan
Otak kiri berkaitan dengan fungsi akademik yang terdiri atas kemampuan berbicara, mengolah tata bahasa, baca tulis, daya ingat, (nama, waktu, dan peristiwa), logika, angka, analisis, dan lain-lain.
Otak kanan sebagai tempat untuk mengembangkan hal-hal yang bersifat artistik, kreativitas, perasaan, emosi, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, khayalan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian.
Sebagaian besar ahli mengatakan bahwa otak kiri sebagai pengendali IQ (Intelegence quotient), sedangkan otak kanan memegang peranan penting bagi perkembangan EQ (Emotional Quotient) seseorang
Meskipun demikian sebagian besar masyarakat terutama pendidikan dan pembelajaran kita dinegeri ini masih mengacu dan menekankan pada perkembangan otak kiri semata. Terjadinya hal itu dikarenakan kecerdasan manusia didasarkan pada asumsi bahwa anak yang mampu menjawab soal dengan benarlah yang dinilailah sebagian orang yang pintar. Kondisi tersebut merupakan anggapan yang salah karena orang yang pandai dalam bidang seni, yang terkait kreativitas, yang mengendalikan fungsi otak kanan, juga termasuk orang yang pintar

Keseimbangan Otak Manusia

Keseimbangan Otak Manusia 
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu, terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf di dalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikoogi kognitif.
Seorang profesor bernama Robert Ornstein dari Universitas California pernah melakukan penelitian yang hasilnya mempertegas perbedaan fungsi dari masing-masing belahan otak manusia. Sebenarnya, belahan otak kanan dan kiri mempunyai fungsi yang sama sekali berbeda, jadi antara belahan otak kanan dan kiri tidak hanay merupakan perbedaan posisi, tetapi juga berpengaruh terhadap fungsi-fungsinya.

Sabtu, 14 Januari 2012

Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno (Gorgias)

Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno (Gorgias)
Gorgias datang ke Athena pada tahun 427 SM dari Leontini. Ada tiga proposi yang diajukan oleh Gorgias.
Pertama, tidak ada yang ada; maksudnya, realitas itu sbenarnya tidak ada. Bukankah Zeno sudah sampai kepada kesimpulan bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Kita harus mengatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tidak terbatas, dicipta dan tak dicipta. Karena kontradiksi tidak dapat diterima (ingat rumus ketiga Parmanides), maka menurut Gorgias, pemikiran lenih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas.
Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak akan diketahui. Ini disebabkan pengindraan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber ilusi. Akal, menurut Gorgias, tidak juga mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini karena kita telah dikungkung oleh dilema subyektif. Kita berfikir sesuai dengan kemauan, idea kita, yang kita terapkan pada fenomena. Proses ini tidak akan menghasilkan kebenaran
Ketiga, realitas itu dapat diketahui,ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. Disini ia memperlihatkan bahasa untuk mengomunikasikan pengetahuan kita itu. Semantic modern mengatakan bahwa kata-kata tidak mempunyai pengertian sbsolut, kata-kata hanya mempunyai pengertian yang relative.

Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno (Protagoras)

Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno (Protagoras)
Salah satu tokoh dibarisan sofis adalah Protagoras. Ia menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran (Mayer, 1950:84). Pernyataan ini merupakan tulang punggung humanisme. Pertanyaan yang muncul ialah apakah yang dimaksud manusia individu atau manusia pada umumnya. Memangdua hal itu menimbulkan konsekuensi yang sungguh berbeda. Akan tettapi tidak ada jawaban yang pasti, mana yang dimaksud oleh Protagonas. Yang jelas ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi (private). Akibatnya adalah tidak ada ukuran absolut dalam etika, metafisika, maupun agama. Bahkan teori-teori matematika tidak juga dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolute (Mayer, 1950:84)