Sabtu, 14 Januari 2012

Akal, Hati pada Zaman Yunani Kuno (Heraclitus)



Akal, Hati pada Zaman Yunani Kuno (Heraclitus)
            Paham relativisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus (544-484 SM) menyatakan “You can not steep twice into the same river; for the fresh wates are ever flowing upon you” (Engkau tidak dapat terjun kesungai yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir) (Warner, 1961:26).
            Menurut Heraclitus alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bila kita hendak  memahami kehidupan kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Kosmos tidak pernah dalam keadaan berhenti (diam), ia selalu bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan. Itu sebabnya ia sampai pada kongklusi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahwa (stuff) nya yang seperti ditanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya (Warne, 1961:28). Pernyataan “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernyataan yang sederhana. Implikasi pertanyaan ini amat hebat. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 X 2 = 4, besok dapat saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.           

0 komentar

Posting Komentar